Sedang asikku menyetrika, seasik memetik dawai gitar
memanasi berlapis-lapis impian pagi ini, Menatanya
Sepotong demi sepotong baju, celana
Pelindung hidup dari terik panas
Berbaris, mengantri
Diatas selimut
Mengalir bagai air, lancar
Merapikan untai harap yang tercerai berai
Lalu menyimpan di almari hati
Sepotong terakhir, parasut
Putih , bersih, sedikit noda
Satu setrika berayun terlalu terburu-buru
Bagai ingin merampas jaketku
Seakan perompak berebut sekeranjang emas
Cepat, sekedip mata
PLUK....Lubang tercipta
Apadaya, panas tak tertahan memakan jaketku
Betapa o'on diri ini
Nasi telah menjadi abu
Kayu telah menjadi bubur
Terlanjur sudah....
Ah SiaL..! Diancuk..!
memanasi berlapis-lapis impian pagi ini, Menatanya
Sepotong demi sepotong baju, celana
Pelindung hidup dari terik panas
Berbaris, mengantri
Diatas selimut
Mengalir bagai air, lancar
Merapikan untai harap yang tercerai berai
Lalu menyimpan di almari hati
Sepotong terakhir, parasut
Putih , bersih, sedikit noda
Satu setrika berayun terlalu terburu-buru
Bagai ingin merampas jaketku
Seakan perompak berebut sekeranjang emas
Cepat, sekedip mata
PLUK....Lubang tercipta
Apadaya, panas tak tertahan memakan jaketku
Betapa o'on diri ini
Nasi telah menjadi abu
Kayu telah menjadi bubur
Terlanjur sudah....
Ah SiaL..! Diancuk..!
Ingin kusembelih setrika itu
Lalu kumakan kemudian
Kuambil sendok, bukan memakan
Kugaruk punggungnya
Mencari sisa-sisa nafas kenangan jaketku
Semoga aku masih bermimpi..
Kutampar pipi, kucubit tanganku..
Ternyata kenyataan...
ANJING..!!!!!!!
Lalu kumakan kemudian
Kuambil sendok, bukan memakan
Kugaruk punggungnya
Mencari sisa-sisa nafas kenangan jaketku
Semoga aku masih bermimpi..
Kutampar pipi, kucubit tanganku..
Ternyata kenyataan...
ANJING..!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar